Prof Dr M Quraish Shihab, seorang pakar Tafsir dan pakar Bahasa Arab dari Indonesia telah diwawancara berkenaan tajuk Malam Al Qadr untuk manfaat kita bersama.
Rasulullah saw mengajar umatnya untuk menghargai 10 malam terakhir bulan Ramadhan kerana ketika inilah saat yang paling baik untuk meraih Lailatul Qadr, atau malam penentuan, yang disebut-sebut sebagai lebih baik dari 1000 bulan.
Umat Islam mestilah berlumba-lumba untuk meraihnya. Namun sangat jarang yang dapat menemuinya.
Beliau bercerita dalam menggambarkan keunikan malam Al Qadr :
''Lailatul Qadr itu seolah-olah tetamu agung yang datang berkunjung ke suatu tempat. Boleh jadi, dalam ribuan bahkan jutaan orang yang datang menjemputnya di lapangan terbang, dia hanya akan datang ke tempat orang yang sudah dia kenal, yang dia rasakan memang sudah bersedia dari awal untuk menyambutnya. Kalau tidak, tentu Lailatul Qadr tidak akan datang,''
Berikut adalah wawancara secara lengkapnya:
S : Umat Islam bersemangat untuk cuba meraih keberkatan Lailatul Qadr, apakah semua orang boleh mendapatkannya?
Dr. MQS: Lailatul Qadr diraih dengan :
Menyucikan diri.
Memperbanyakkan ibadah.
Mendekatkan diri kepada Allah dalam berbagai kegiatan positif.
Semua orang yang memenuhi syarat-syarat, hatinya bersiap sedia untuk dikunjungi oleh Lailatul Qadr. Semua berpeluang untuk meraihnya.
Lailatul Qadr itu mirip tetamu agung yang datang berkunjung ke suatu tempat. Dalam ribuan atau jutaan orang yang datang menjemputnya di lapangan terbang, dia hanya akan menuju ke tempat orang yang sudah dikenalinya, yang dia rasakan memang dari awal menunggu-nunggu kedatangannya. Kalau tidak, tentu Lailatul Qadr tidak akan datang.
S : Apakah ada tanda-tanda khusus dengan datangnya Lailatul Qadr tersebut?
Dr. MQS: Ada dua menurut surah Al Qadr itu iaitu :
PERTAMA :
Lailatul Qadr ditandai dengan turunnya malaikat. Itu bererti, orang yang memperolehi Lailatul Qadr sentiasa mendapat bimbingan malaikat. Jadi, dia sentiasa melakukan kegiatan yang positif.
KEDUA : Lailatul Qadr yang digambarkan sebagai "salamun hiya hatta mathla'il fajr" itu adalah kedamaian. Ertinya, orang itu sentiasa merasa kedamaian bersama dirinya, memberi kedamaian kepada pihak lain. Itu tandanya yang paling pasti. Terserlah di dalam perilaku manusia.
S : Tapi ada sebahagian masyarakat yang beranggapan tanda Lailatul Qadr itu seperti angin yang berhembus sepoi-sepoi bahasa?
Dr. MQS: Saya rasa tidak semestinya seperti itu. Tanda-tanda zahir riwayatnya berbeza-beza penilaiannya. Sedangkan dua tanda yang disebutkan tadi ada di dalam Al Quran. Saya lebih cenderung memahami tanda itu dalam pengertian tersebut.
S : Yang menarik, dalam surah Al Qadr disebutkan Lailatul Qadr lebih baik dari seribu bulan, apakah sebenarnya makna dari seribu bulan itu? Kenapa bukan 83 tahun misalnya?
Dr. MQS: Sebenarnya kata seribu bulan itu tidak seharusnya diertikan dengan angka yang dibawa seribu, atau satu angka di atas sembilan ratus sembilan puluh sembilan. Seribu mungkin bererti banyak dan yang banyak di sana sebenarnya adalah umur seseorang. Umurnya bukan usia. Memang ada perbezaan antara usia dan umur?
Dr. MQS: Usia itu keberadaan seseorang di muka bumi ini sedangkan umur itu adalah kemakmuran jiwanya. Jadi, mungkin ada orang yang usianya 70 tahun tapi umurnya baru 10 tahun berdasarkan tahap kemakmuran jiwanya. Kalau makmur jiwanya itu baru namanya dia mempunyai umur. Orang yang melakukan umrah mempunyai akar kata yang sama dengan kata umur. Nah, itulah namanya dia mengisi.
S : Kalau begitu apakah kata dasar dari perkataan umur?
Dr. MQS: "Amara ya'muru ma'mur"
Dr. MQS: Ya.
S : Di banyak tempat, kadang-kadang demi meraih Lailatul Qadr seseorang itu sampai meninggalkan pekerjaan? Bagaimana ini?
Dr. MQS: Saya kira tidak seharusnya begitu. Pokoknya usaha sedaya upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan sentiasa mengaitkan semua aktiviti dengan Allah. Boleh jadi orang itu tidak berada di masjid, mungkin sedang belajar di rumah, mungkin juga orang itu di pejabat sedang bekerja. Selama mana kegiatannya dikaitkan dengan Allah namanya mendekatkan diri kepada Allah.
S : Termasuk juga orang yang menjaga malam-malam ganjil?
Dr. MQS: Itu OK sahaja, kerana memang ada petunjuk Nabi saw bahawa itu kemungkinannya pada malam ganjil. Namun itu bukan satu kepastian bahawa pada malam ganjil. Semestinya seseorang itu menyiapkan dirinya sejak awal Ramadhan. Bahkan Nabi saw mengajarkan dari bulan Rejab kita sudah menyiapkan diri untuk memakmurkan jiwa kita supaya jiwa ini sesuai dengan apa yang dikehendaki dan diinginkan oleh tetamu agung iaitu Lailatul Qadr.
S : Ada yang menyebutkan makna dari Lailatul Qadr adalah malam penentuan. Kalau begitu, apa ertinya malam penentuan tersebut?
Dr. MQS: Orang yang mendapat Lailatul Qadr bagaikan ditetapkan oleh Allah jalan hidupnya menuju ke arah positif. Ini lebih kepada terserlahnya peribadi yang baik yang dapat di lihat dari tutur katanya, sopan santunnya dan sikapnya.
Makmur atau yang memakmurkan. Kata dasarnya umur itu berkaitan dengan kemakmuran jiwa.
Pernah seorang nenek ditanya berapa umur anda? Dia menjawab sepuluh tahun. Kenapa? Kerana baru sepuluh tahun terakhir ini ia beribadah, memakmurkan jiwanya.
Lailatul Qadr itu seribu bulan mungkin bererti seribu bulan dia memakmurkan jiwanya sehingga orang yang mendapatkan Lailatul Qadr, usianya sedikit tapi umurnya panjang. Mungkin juga sebaliknya usianya panjang, umurnya sedikit.
DALIL-DALIL TENTANG DISYARIATKANNYA LAILATUL QADR, PENJELASAN MENGENAI WAKTUNYA DAN PERKARA-PERKARA YANG BERKAITAN DENGANNYA
Allah swt berfirman:
"Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Quran) itu pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS Al-Qadr : 1-5)
1. Menghidupkan malam Lailatul Qadr adalah bukti keimanan seseorang :
Dari Abu Hurairah ra, bersabda Nabi SAW : "Barangsiapa menghidupkan Lailatul Qadr dengan iman dan mengharap ridha Allah swt maka diampuni dosanya yang terdahulu." (HR Bukhari)
2. Meraih Lailatul Qadar hendaklah dalam keadaan berpuasa :
Dari Abu Hurairah ra Nabi SAW bersabda : "Barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap ridha Allah swt maka diampuni dosanya yang terdahulu, dan barangsiapa berpuasa Ramadhan dalam Iman dan mengharap ridha Allah swt maka akan diampuni dosanya yg telah lalu." (HR Bukhari)
3. Mencari Lailatul Qadr itu pada 10 malam yang terakhir :
Dari Aisyah ra berkata : "Adalah Nabi saw biasa mencari Lailatul Qadr pada 10 malam yg terakhir dari Ramadhan." (HR Bukhari)
4. Mencari Lailatul Qadr itu pada 10 terakhir tersebut, terutama pada malam-malam ganjilnya :
Dari Aisyah ra : "Adalah Nabi saw mencari Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir dari Ramadhan." (HR Bukhari)
5. Mencari Lailatul Qadr itu boleh juga pada 7 malam yang terakhir :
Dari Ibnu Umar ra : "Ada beberapa orang laki-laki sahabat Nabi saw yang bermimpi melihat Lailatul Qadr pada 7 malam terakhir, maka sabda Nabi saw : Aku juga melihat apa yang kamu mimpikan itu jatuhnya pada 7 malam terakhir, maka barangsiapa yang ingin mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir tersebut." (HR Bukhari)
6. Atau juga pada tanggal 23-nya :
Dari Abdullah bin Unais ra, bersabda Nabi saw : "Aku melihat Lailatul Qadr lalu aku dibuat lupa waktunya, dan dinampakkan padaku saat Subuhnya aku sujud di tanah yang basah, lalu kata Abdullah : Maka turun hujan atas kami pada malam 23, maka Nabi saw solat Subuh bersama kami, lalu beliau saw pulang dan nampak bekas air dan tanah di dahi dan hidung beliau saw, lalu dikatakan : Maka Abdullah bin Unais berkata tanggal 23 itulah Lailatul Qadr." (HR Muslim)
7. Hadits paling banyak tentang Lailatul Qadr adalah tanggal 27 :
Berkata Ubay bin Ka'ab ra : "Demi Allah yang Tiada Ilah kecuali Dia, sungguh malam tersebut ada di bulan Ramadhan, aku berani bersumpah tentang itu dan demi Allah, aku tahu bila malam itu, iaitu malam yang kita diperintah Nabi saw untuk menghidupkannya iaitu malam 27 dan tanda-tandanya adalah matahari bersinar di pagi harinya dengan cahaya putih tapi tidak menyilaukan." (HR Muslim)
8. Lailatul Qadr itu boleh didapati dalam keadaan jaga mahupun dalam mimpi yang benar :
Dari Ibnu Umar ra : "Ada beberapa orang laki-laki sahabat Nabi saw yang bermimpi melihat Lailatul Qadr pada 7 malam terakhir, maka sabda Nabi saw : Aku juga melihat apa yang kamu mimpikan itu jatuhnya pada 7 malam terakhir, maka barangsiapa yang ingin mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir tersebut." (HR Bukhari)
9. Lailatul Qadr itu tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak ada angin, tidak hujan :
"Pada malam Lailatul Qadr itu tidak panas & tidak dingin, tidak berawan dantidak hujan dan tidak berangin, tidak juga terang dengan bintang-bintang, tanda di pagi harinya adalah Matahari terbit bercahaya lembut." (HR As-Suyuthi dlm Jami' Shaghir)
10. Tapi kadang-kadang Lailatul Qadr itu juga disertai dengan hujan :
Dari Abu Said Al-Khudri ra, bersabda Nabi saw : "… Aku melihat Lailatul Qadr lalu aku dibuat lupa bila waktunya, maka barangsiapa yang ingin mencarinya maka carilah pada 10 hari terakhir pada malam-malam ganjilnya dan aku melihat diriku pada malam tersebut sujud di atas tanah yang basah… Maka kami kembali dan kami tidak melihat ada awan di langit, maka tiba-tiba ada awan dan turun hujan sampai airnya menembus sela-sela atap masjid yang terbuat dari pelepah kurma, maka akummelihat Nabi saw sujud di atas tanah yang basah, sampai kulihat bekas tanah
yang basah itu di dahi beliau saw." (HR Bukhari)
12. Pagi hari setelah Lailatul Qadr cahaya matahari putih tapi tidak silau :
Berkata Ubay bin Ka'ab ra : "Demi Allah yang Tiada Ilah kecuali Dia, sungguh malam tersebut ada di bulan Ramadhan, aku berani bersumpah tentang itu dan demi Allah, aku tahu bila malam itu, iaitu malam yg kita diperintah Nabi saw untuk menghidupkannya iaitu malam 27 dan tanda-tandanya adalah Matahari bersinar di pagi harinya dengan cahaya putih tapi tidak menyilaukan." (HR Muslim)
13. Lailatul Qadr hanya bermanfaat bagi orang yang beriman & mengharap ridha Allah swt :
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw bersabda : "Barangsiapa yg bangun saat Lailatul Qadr lalu layak melihatnya, lalu sabda Nabi SAW : Dan orang tersebut beriman dan mengharap ridha Allah swt maka diampuni dosanya yg telah lalu.(HRMuslim)
14. Ketika berlakunya Lailatul Qadr, Malaikat yang turun ke bumi lebih banyak dari batu kerikil :
Bersabda Nabi saw : "Lailatul Qadr itu pada malam 27 atau 29, sungguh Malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil." (HR Thayalisi dalam Musnad-nya; juga Ahmad; dan Ibnu Khuzaimah dalam shahih-nya)
15. Apakah doa yang paling baik dibaca saat Lailatul Qadr?
Dari Aisyah ra : “Wahai Rasulullah, menurut pendapatmu jika aku tahu bahawa malam terjadinya Lailatul Qadr, maka doa apa yg paling baik kuucapkan? Sabda Nabi saw : "Ucapkanlah olehmu, Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemaaf, mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku." (HR Ahmad, Ibnu Majah & Tirmidzi)
Ya Allah, sampaikanlah kepada kami Lailatul Qadar dan terimalah amal-amal kami di bulan Ramadhan dan di malam Al Qadr serta ampunilah segala dosa-dosa kami keseluruhannya samada besar atau kecil, yang awal atau yang akhir, yang terang atau yang tersembunyi.
Ameen Ya Rabbal Alameen
ULASAN SAYA :
Seringkali kita melihat para ustaz/ustazah dalam menerangkan malam Al Qadar dalam ceramah dan tazkirah mereka di masjid/surau dan medium lainnya mengambil pendekatan meraikan masyarakat awam pelbagai peringkat dengan menyatakan lebih kurang "tuan-tuan kalau beramal ibadah secara istiqomah seperti solat berjemaah(maghrib,isyak,terawih,iktiqaf,baca al quran dll)secara konsisten dan ikhlas nescaya tuan-tuan akan dapat malam al-qadar walaupun tidak semestinya berjumpa hal-hal yang pelik pada salah satu dari 10 malam terakhir..insyaAllah".
Begitulah lebih kurang bunyi ayat tersebut.Sebenarnya memang begitulah pendekatan yang diajar oleh islam sebagai satu motivasi kepada orang awam agar bersemangat melaksanakan ibadah khususnya 10 malam terakhir.
Walaupun hakikat sebenarnya hal-hal yang pelik memang wujud@berlaku pada malam tersebut tetapi ia bersifat 'khusussiyah' sebagaimana iman itu ada berbagai peringkat (ilmul yakin,ainul yakin dan haqqul yakin) dan kategori orang berpuasa itu pun ada 3 peringkat (pembahagian oleh Imam Al Ghazali) dan juga perkara yang luar biasa dari Allah kepada para nabi & rasul,auliya dan orang soleh (mukjizat,karomah & maunah) maka begitulah juga pembahagian manusia di malam Al-Qadar ini.
Cumanya hal-hal pelik tersebut hanya disampai dari mulut ke mulut dan kurang dicatatkan dalam kitab-kitab para ulama.sebagai contoh dalam hal karomah seorang waliyullah-Tok Kenali yang pernah di lihat orang berjalan di atas air sungai dan berada di dua tempat dalam satu masa.
Kesimpulannya beruntunglah mereka yang dipilih oleh Allah untuk bertemu malam al-qadar secara khusus ini.Saya berani mengatakan demikian kerana pernah mengalami sendiri kejadian pelik itu empat tahun yang lalu tapi bukan air jadi beku atau pokok sujud tetapi peristiwa pelik lain yang biarlah menjadi rahsia saya dengan Allah.Ia berlaku ketika waktu SAHUR.
Wallahu'alam
Kalau dilihat kepada cuaca pagi ini (16hb),saya berkeyakinan bahwa Lailatul Qadar telah berlaku malam tadi iaitu malam 27 Ramadhan tahun 1433.
ReplyDeleteWalaupun sebelum ini ramai orang mengembar-bemburkan ia berlaku pada malam 23 yang lalu iaitu hari sabtu tetapi saya lebih condong mengatakan ia berlaku malam tadi.
Wallahu'alam